Senin, 30 Mei 2011

kenakalan remaja

hai...hai....
lama saya menghilang dari blog saya
gak cuman sibuk....
soal nya banyak kegiatan gue yang harus di kerjain....hihihi
nah setelah di pikir-pikir
dan saya mau muat ini ke blog saya
nih tugas bahasa indonesia
tugas kelompok sih tapi nya
padahal ini udah lama nih tugas
tapi karena kepikiran mau di buat di blog biar gak hilang
maka di muat di blog gue
oke SOB!!
terserah gue donk log-blog gue
yang keberatan bawa aja olahraga biar kurusan..
hahahaha
gak nyambung nih....
SOOO.......langsung aja dah baca nih tentang ilmu pengetahuan loo temen-temen...
hihihihi
SELAMAT MEMBACA..!!!


Makalah Kenakalan remaja


I.  Latar Belakang

Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ- organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja.
Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai “hero” atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat.


Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

Tujuan dan Manfaat
- Mengidentifkasi dan memberikan gambaran bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan remaja.
- Untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan keberfungsian sosial keluarga.
II. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
“Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan bagaimana cara mensiasatinya ?”
 Pergaulan Remaja
Pergaulan remaja di identikkan dengan sekumpulan anak yang membentuk suatu kelompok (geng) dengan peraturan-peraturan tertentu yang beragam tidak sedikit dari remaja yang salah dalam memilih pergaulan.
Macam-macam pergaulan :
1. Pergaulan Bebas
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak dari remaja yang salah dalam memilih pergaulan seperti :
- Bergaul dengan anak-anak yang jauh dari pengawasan orang tua
- Bergaul dengan anak-anak pengguna barang-barang terlarang
- Bergaul dengan anak-anak geng motor dan sebagainya.
Adapun akibat dari salah memilih pergaulan :
- Tidak memperdulikan perkataan orang tua
- Perlakuannya semakin hari semakin brutal
- Ikut turut serta menggunakan barang-barang terlarang
- Melakukan hal-hal yang kurang baik
- Semakin jauh dari orang tua
- Sering membolos saat sekolah
- Masa depan hancur karena hamil diluar nikah

2. Pergaulan Secara Sehat dan Menurut Syariat Islam
Ialah : pergaulan yang diidentifikasikan secara sehat dan menurut syariat islam pergaulan ini sangat bagus dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri. Karena secara fisik ialah pergaulan yang sangat luar biasa yang ditanamkan kepada semua umat Islam agar tidak salah pilih terhadap pergaulan.
Keuntungan dari pergaulan yang secara sehat antara lain :
- Tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Tidak membuat kekecewaan terhadap orangtua.
- Orang-orang makin senang terhadap perlakuannya.
- Dan patut dicontoh untuk mencari pergaulan yang secara sehat/fisik.

Penyebab pergaulan bebas antara lain :
1. Gara-gara kurang perhatian atau pengawasan dari orangtua sehingga anaknya mudah terpengaruh oleh orang lain seperti : anak berandalan, anak punk, anak jalanan, dan anak-anak nakal, dsb.
2. Keluarga yang tidak teratur yang biasanya mementingkan pekerjaan
sendiri dan tidak peduli terhadap anak-anaknya sehingga anaknya jarang berkumpul dengan orangtuanya.

Penyebab pergaulan bebas bisa juga dari kurangnya kasih sayang dari orangtua kepada anaknya.
Maka jangan sampai kita kurang pengawasan dari orangtua. Karena orangtua bisa menjadi semangat hidupmu. Dan janganlah kamu menjadi anak yang tidak tahu sopan santun.

III.  pemecahan masalah
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti
yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada
remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan
belajar, depresi dll.
Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak
mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah
masa depan bangsa ini digantungkan.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah
semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
Peran Orangtua :
Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
Membekali anak dengan dasar moral dan agama
Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
Menjai tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal
menjaga lingkungan yang sehat
Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
Hindarkan anak dari NAPZA


Peran Guru :
Bersahabat dengan siswa
Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan
ekstrakurikuler
Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek
setempat
Mewaspadai adanya provokator
Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang
secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
Peran Pemerintah dan masyarakat :
Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak
melalui olahraga dan bermain
Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
Memberikan keteladanan
Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya
secara tegas
Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
Peran Media :
Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas
biaya khusus untuk remaja
Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja:
1. Mengerti tujuan hidup
2. Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan
kematangannya.
3. Bergaul dengan bijaksana
4. Terus menerus memperbaiki diri
Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan
sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan,
dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri.
       Penanggulangan Kenakalan Remaja
              Adapun penanggulangan kenakalan remaja adalah membuat peraturan, kalau keluar malam sampai jam 22.00 Wib akan ditangkap. Apabila  remaja masih berkeliaran atau nongkrong pada jam 22.00 Wib ke atas ditangkap dan diberi sangsi. Orang tua harus mengawasi anaknya. Orang tua harus melarang anaknya keluar malam sampai larut malam. Orang tua harus mengawasi anaknya dan juga menasehati anaknya. Memberikan siraman rohani dan juga mengadakan pengajian.  
IV.  ISI
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.”

Faktor – Faktor Pendukung Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya

1. PENGARUH TEMAN
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.
Cara Mengatasi :
• mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai
• orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga.
• Dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka diddik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik.

2. TEKANAN ORANG TUA DALAM MEMILIH PENDIDIKAN
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak, agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Terkadang hal ini yang menjadikan orang tua berkeras hati untuk memasukan anaknya kesekolah yang manurut orang tua adalah yang terbaik tapi belum tentu untuk anak itu sendiri. Tak jarang dengan adanya selisih paham tentang pendidikan anak menjadi lebih egois karena dia mempunyai tempat pendidikan menurutnya terbaik. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.

Cara Mengatasinya :
• Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua.
• Berikan Kepercayaan anak untuk memilih pendidikannya dan orang tua mengawasi anak dan jangan terlalu membatasi selama itu masih dalam batas kewajaran
 Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
Adapun jenis-jenis kenakalan remaja adalah sering keluar malam. Remaja sering menghabiskan waktunya di malam hari bersama teman-temannya mereka juga sering balapan liar di jalanan dan ugal-ugallan di jalanan. Akhirnya mereka ingin bersenang-senang dan tidak mau memikirkan pelajaran dan masa depannya. ‘


 Ciri-ciri kenakalan remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar  karena yang mereka fikirkan hanyalah bersenang-senang dan berperta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah dan memaki-maki, mereka merasa kita hanya mengganggu mereka.  
Dampak negatif kenakalan remaja
Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh mereka menjadi, bodoh karena mereka tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik. Karena waktunya habis terbuang  untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah memikirkan pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan ibadah akibatnya remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan  yang tidak baik.

V. Kesimpulan
Dari isi makalah ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa :
1. Kenakalan remaja terjadi Karena berbagai factor baik dari kondisi remaja itu sendiri maupun dari factor lingkungan yang tidak sehat.
2. Akibat yang di timbulkan dari tindakan remaja yang tidak baik dapaat merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
3. Perilaku remaja yang sering kali mengakibatkan kehamilan di luar nikah, di sebabkan oleh kurangnya kesadaran remaja itu sendiri akan tindakanya, dan bahwa remaja tersebut masih dalam kondisi labil, dalam arti belum mampu mengendalikan diri dengan baik.
4. Tindakan remaja yang sering kali menampakan aurat, dapat memicu terjadinya tindakan yang tidak baik, ( pemerkosaan )
5. Hidup yang sehat adalah hidup yang teratur, dekat dengan orang tua, dan rajin beribadah, sehingga iman seseorang akan baik jika diimbangi dengan tindakan baik pula,
Saran
Bagi remaja yang belum terkena hal-hal di atas, maka hendaknya untuk menghindari hal tersebut, dan ketahuilah bahwa semua tindakan yang tidak baik pastilah hasil yang akan kita dapat tidak baik pula, dan ingatlah meskipun balasan Allah itu datangnya terlambat namun yakinlah hal itu pastilah ditunaikan.





VI. PENUTUP

Demikian lah makalah kenakalan remaja ini kami buat semoga bermanfaat dan berguna bagi siapa pun yang membaca makalah ini
Semoga kenakalan remaja tidak berkembang lebih luas lagi
Akhir kata
Wassalamualaikum.Wr.Wb


Kelompok 3:

1.      Anisa aulia rahmah
2.      Bella anjelina karemeliawati
3.      Histi azizah
4.     Rosi resita
5.      Ahmad baihaqi
6.     Muhammad zibal okta fahlevi

Kelas : VIII A

SMP 7 BANJARMASIN



nah nih di atas kelompok gueee....
kelas and nama sekolah gue
tuh nama gu no.3
sebenar nya sih yang bikin tugas bahasa indonesia nih cuman 2 orang aja
aku yg nama nya no 3 and no 1 tuh....
cuman berdua yang lain nya numpang nama doang..
hihihi
tapi biarin aja dah
dari pada ngerepotin semuanya
tuh jua kehendak kami berdua sih...
hihihihi
semoga yang numpang nama tuh sadar bawa kami berdua membela semua nya yang membuat tugas ini sama-sama gak ada yang gak bua....AMIN
padahal ya FAKTA nya cuman 2 orang yang buat tau gak......
ENAK bener ya yang cuman numpang nama aja dan gak bantuin buat tugas ini...
untung internet ada ya....zaman modren jadi mudah nyari nih tugas..
hu....
untung juga aku sekelompok sama yg no 1 yang buat tugas ini sama aku
orang nya punya insiatif buat tugas nih...
dari pada  nungguin semuanya yang males baget apa lag yang no 6 tuh palng akhir tuh gak tau apa-apa yg cuman numpang buat nama aja maka nya nama kelompok dia paling akhir....
hahahahahaha

DARI MANA CINTA DATANG



Darimanakah Cinta Itu Berasal ?

Jika Anda menanyakan darimana cinta itu berasal tentu bisa dijawab dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir Tuhan. Jawaban tersebut memang benar tetapi tidak memuaskan.

Ya, memang begitulah adanya. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah satu zat ini dinamakan feromon.

Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap, tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia.
Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.

Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksi-reaksi kimia. Ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman biasa. Dari disinilah terjadi apa yang dinamakan dengan cinta.

Hm.. semakin menarik ya gan? walau jadi terdengar kurang romantis tapi saya rasa anda perlu untuk mengetahuinya...

Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya bersifat sementara?
Penasaran kan ?, Silakan baca tulisan ini sampai habis!

Apa Sih Cinta Itu ?

Ada banyak definisi tentang cinta, ada yang bilang cinta itu takdir, cinta itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan emosi, cinta itu kagum atau menyukai sesuatu, dan lain sebagainya.

Pernyataan diatas tentang cinta itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia didalam tubuh kita.

Cinta dipengaruhi oleh pelepasan hormon / neurotransmitter. Hormon berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang berarti “menggerakan”, atau dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies), hormon hanya dapat menyebar di dalam tubuh. Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormon-hormon yang membuat tubuh kita bereaksi, merasakan berbagai perasaan dan emosi.

Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh itu adalah dopamin. Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu. Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens, kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika Anda baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta membuat Anda lebih berani menjalani risiko yang biasanya tidak Anda ambil. Dalam dosis tinggi bisa jadi juga membuat Anda berani melakukan resiko seperti bunuh diri.. hiih sereem.

Cinta Membuat Seseorang Menjadi Bahagia

“Aku tak bisa hidup tanpamu, kamu berada di aliran darahku, kamu adalah nafasku, aku tak ingat makan, tak ingat minum, tak ingat bobo, tak ingat mandi dll. semua itu karena mengingat kamu...”.

Mungkin kata-kata lebay dan alay diatas tak asing lagi kita dengar dari mulut seseorang yang tengah dimabuk asmara. Dalang dibalik keadaan tersebut adalah hormon fenylethilamin. Selain hormon fenylethilamin ada juga hormon adrenalin. Sebagian pengaruh dari adrenalin ada yang mirip dengan fenylethilamin, yaitu mempercepat nafas. Selebihnya ada lagi hubungannya dengan, "tak ingat makan, tak ingat minum..". Ketika hormon ini bekerja, efek yang ditimbulkan dapat menghilangkan nafsu makan karena organ pencernaan jadi bekerja lebih lambat.

Nah, yang berikutnya rada-rada menakutkan. Rupanya, selain hormon dopamine yang bekerja selayaknya kokaine, ada juga hormon yang bekerja selayaknya morphine. Hormon ini bernama endorpin. Endorpin dikatakan adalah morfinnya tubuh karena memang sifatnya yang seperti morfin (tahukan morfin ?, masih sejenis narkoba juga Gan.)

Hormon ini sebenarnya hanya akan muncul ketika kita merasakan sakit, kegembiraan, dan orgasme. Namun, rupanya ketika kita jatuh cinta, hormon ini juga bekerja, oleh karena itu orang yang jatuh cinta merasa bahagia (kadang-kadang membuat senyum-senyum sendiri). Uniknya ketika Anda memakan cokelat, hormon endorpin ini juga akan dihasilkan. Itulah sebabnya ada baiknya apabila kita memberikan hadiah cokelat kepada pasangan kita.

Selain itu ada juga vasopresin. Hormon ini memiliki peranan dalam kegiatan sexual. Hormon ini dapat menekan sekresi air, berperan sebagai antidiuretik yang dapat mengatur pengeluaran urin. Tanpa hormon ini, Anda sudah pasti memerlukan bantuan pampers karena tidak bisa mengatur air kencing sendiri. Dan yang terakhir adalah oxytocine yang merupakan hormon yang terkait dengan perasaan kepuasan. Ketika Anda memeluk atau membelai pasangan Anda, hormon ini akan dihasilkan di hipotalamus.

Cinta Membuat Seseorang Menjadi GILA

Saat kita jatuh cinta, bagian otak yang bertugas sebagai pengontrol depresi dan analisis, sama sekali tidak bekerja, sebaliknya bagian otak pengontrol intuisi, rasa "ser-seran" dan bagian otak yang bekerja merespon obat bekerja dengan aktif.

Kesimpulannya Menurut psikiater dan asisten klinik psikiater di University of California San Francisco School of Medicine, Dr. Thomas Lewis, dalam bukunya yang bertajuk A General Theory of Love mengatakan, “Jatuh cinta memang bukan merupakan fungsi otak, jatuh cinta itu lebih merupakan fungsi saraf “.
Jadi tidak heran kenapa orang yang jatuh cinta kerap melakukan hal-hal bodoh, karena mereka mungkin "bekerja" tanpa menggunakan otak. (hahaha goblok ya Gan....)

Mengingat penelitian biologi saat ini, tampaknya bahwa ungkapan " jatuh cinta membuat gila" bukan hanya metafora. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa jatuh cinta secara fisiologis mirip dengan penyakit mental. Misalnya saja gangguan seperti OCD (Obsessive-Compulsive Disorder). Si penderita OCD biasanya mempunyai pikiran tertentu yang tak dapat dilenyapkannya (obsesi) atau melakukan suatu tindakan berulang-kali tanpa kendali (kompulsi). Hal ini berkaitan dengan ketidakseimbangan serotonin, dan ketika dipelajari, peneliti menemukan bahwa seseorang yang jatuh cinta memiliki kadar serotonin 40% di bawah normal.

Adakah Yang Namanya Cinta Sejati Itu ?

Yup, tanpa diragukan lagi cinta sejati itu memang ada, buktinya kita bisa melihat pasangan kakek-nenek yang tetap saling mencintai sampai ajal memisahkan mereka.

Bagiamanakah Cara Untuk Menciptakan Cinta Sejati ?

Sebelumnya kita harus mengerti dulu apa itu “cinta sejati”. Ada banyak definisi cinta sejati, jumlahnya tak terhitung saking banyaknya. Namun kita tak perlu bingung. Toh kebanyakan definisi itu merupakan hasil pemikiran subyektif dan tidak logis. Supaya tidak terjebak dalam kebingungan, lebih baik kita bersandar pada definisi cinta sejati yang ilmiah, obyektif, dan logis.

Salah satu definisi yang ilmiah, obyektif dan logis itu dikemukakan oleh M Scott Peck dalam The Road Less Travelled. Ia mendefinisikan cinta sebagai “kemauan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual diri sendiri atau perkembangan spiritual orang lain”. Ungkapan “dengan maksud” pada definisi tersebut digarisbawahi karena tujuanlah yang terutama membedakan antara cinta dan yang bukan cinta. Dengan demikian, cemburu buta atau pun upaya mengekang sang kekasih (walau dengan alasan demi menjaga keselamatannya) bukanlah cinta sejati. Dalam pada itu, untuk memelihara perkembangan spiritual orang lain yang kita cintai, kita perlu lebih dulu mengembangkan diri sendiri.